GPNEWSINFO - Ayah Jorge Lorenzo, Chicho Lorenzo, mengatakan sifat serakah tak hanya memberi kekuatan tetapi juga kelemahan bagi Marc Marquez.
Marc Marquez berhasil menjadi salah satu pembalap tersukses dalam sejarah MotoGP.
Delapan gelar juara dunia telah dikumpulkan Marc Marquez. Dalam tujuh musim pertamanya di kelas para raja, Marquez bahkan enam kali menjadi juara.
Salah satu karakter Marc Marquez yang paling menonjol adalah gaya berkendara yang agresif dan berisiko.
Marquez tidak takut berulang kali terjatuh dari motornya dan memacu motornya sampai limit. Semua itu rela dilalui demi menemukan potensi terbaik dalam dirinya.
Pendekatan Marquez yang terbilang ekstrem membuahkan hasil yang sepadan.
Malahan ditambah bonus label sakti mandraguna karena Marquez tak pernah absen dari balapan dalam tujuh musim pertamanya pada MotoGP.
Namun, anggapan yang menilai Marquez sebagai manusia super justru menimbulkan kejatuhan dalam karier cemerlang sang pembalap.
Mimpi buruk Marquez terjadi ketika kecelakaan pada balapan MotoGP Spanyol 2020 yang membuat tulang humerus di lengan kanannya patah.
Diperkirakan memerlukan waktu dua pekan untuk pulih, Marquez mengambil keputusan nekat dengan kembali ke lintasan hanya tiga hari setelah menjalani operasi.
Tidak ada benar-benar serius mencegah Marquez.
Apa yang terjadi berikutnya sudah bisa di prediksi. Lengan Marquez harus dioperasi dua kali lagi karena retak di tulangnya sulit menyatu dan belum 100 persen sembuh hingga saat ini.
Dalam dua musim terakhir pun taji Marquez turun kasta dari bisa juara menjadi hanya bisa menang balapan.
Situasi yang dialami Marquez mendapat komentar dari Chico Lorenzo, ayah dari mantan rival sekaligus rekan setim, Jorge Lorenzo.
Dalam video Motogepeando di kanal Youtube-nya, Lorenzo menyebut kemalangan Marc Marquez disebabkan oleh karakternya sendiri.
"Dia memiliki kelemahan yang berkaitan dengan kekuatannya, yaitu keserakahan untuk menjadi pemenang," kata Chicho Lorenzo dilansir GPNEWSINFO dari Motosan.
"Karakter itu yang menuntunnya menjadi yang terbaik, mengeluarkan potensi terbaik dari dirinya karena dia tak pernah puas, selalu menginginkan lebih, ingin menjadi yang pertama."
"Karakter itu juga yang menuntunnya untuk melakukan kesalahan yang menyebabkan kecelakaan dan cedera."
"Dalam kasus ini, cedera yang dialaminya adalah cedera yang membuatnya menepi dari kompetisi dalam waktu lama.
Marquez sempat menepi sembilan bulan lamanya. Dan akhir tahun ini dia juga mengambil waktu tiga bulan untuk memulihkan penglihatannya.
Mengenai situasi buruk yang dilaluinya, Marquez mengakui bahwa itu semua tidak terlepas dari kesalahannya sendiri.
Chicho Lorenzo menambahkan Marquez harus menemukan keseimbangan baru antara target dan risiko untuk bertahan di level terbaik.
"Marc Márquez harus menemukan keseimbangan baru itu, karena pendekatan lama telah membawanya ke situasi ini," tutur Chicho Lorenzo.
"Keseimbangan baru itu adalah anda harus meminimalkan risiko terjatuh tetapi juga mempertahankan kemampuan bersaing secara maksimal," ujarnya.